Materi Kain Tekstil Tradisional
Prakarya
Kain Cepuk
Sekilastentangkaincepuk
Kain Cepuk
merupakan salah satu jenis hasil olahan tekstil masyarakat khas Nusa Penida yang berbeda dengan jenis kain di Bali
seperti endek, songkét, perada, poléng, dan batik. Perbedaan ini nampak pada
ornamen motif-motifnya yang khas. Motif dengan warna yang khas menggunakan
bahan pewarna alami yang berasal dari tanaman seperti kayu Secang. Kain Cepuk
merupakan kain khas Nusa Penida yang baru hanya dipasarkan di daerah Nusa Penida
Sejarahsingkatkaincepuk
Asal usul nama kain Tenun Cepuk itu sendiri berasal dari Bahasa
Sansekerta, yakni ‘Cepuk’ yang berarti Kayu Canging. Kayu Canging merupakan
jenis tumbuhan yang cocok digunakan sebagai bahan dasar pembuatan kain tenun.
Berdasarkan sejarah tersebut nama kain Tenun Cepuk menjadi brand dari
kain tenun khas Desa Tanglad. Kata cepuk sendiri memiliki arti bertemu, yang
maknanya suatu pertemuan antara makhluk fana dan gaib.
KainTenunCepukterdiridaribeberapajenis,
danmasing-masingjenistersebutmemilikikegunaan yang berbedadalamupacara agama,
sebagaiberikut:
- CepukNgawis, kaintenun yang dipakaisaatupacarapitrayadnya (ngaben).
- CepukTangiGede, kaintenun yang dipakaiolehanaktengah yang seluruhkakakdanadiknyameninggal (upacarangaben).
- CepukLikingPaku, dipakaiolehlaki-lakidalam upacarapotonggigi.
- CepukKecubung, dipakaiolehperempuandalamupacarapotonggigi.
- CepukSudamala, kainCepuk yang dipakaiuntukmembersihkandiri.
- CepukKurung, merupakankainCepuk yang dapatdigunakandalamhari-haribiasa.
Motif-motif kaincepuk
1.
Kaincepuksembahyang
2. Kaincepukklasik
MaknaKainCepuk
Kesucian, perlindungan, keindahan, kekuatan,
kegaibanmerupakanbeberapamaknakainCepuk.KainCepukdariasalkatanyaberarti
“bertemu” atau “pertemuan”, inisesuaidenganpenggunaaanya yang selalumelibatkanpertemuan
orang banyak.
PrestasiKainCepuk
Di sampingdigunakandalamrangkaianupacara,
kainCepukjugatelahseringdipamerkansepertipadaPestaKesenian Bali, museum-museum
sertapadapamerantekstillainnya.Selainitujugaditampilkandalam Festival Nusa Penida(
NPF ) yang digelarpadatanggal 2 Juni 2014 olehPemerintahKabupatenKlungkung.
Kegiatan NPF inisebagai media
promosidanmembangkitkansenibudayasertadestinasipariwisata di Klungkung yang
mempunyainilaisejarah. DinasKebudayaandanPariwisataKlungkungsebagaileading
sectorberupayamenggandengseluruhdesa yang ada di Nusa Penida
PemanfaatanKainCepuk
KainCepukdigunakansebagaipelengkapsaranaupacarakeagamaan,
pakaiankhasadat, danpameran.
Selainitukaincepukjugabiasanyadigunakanuntukmembuatkostumrangda (tokohjahatdalampertunjukancalonarang),danhiasanataupentuppetijenasah.
Kain tapis
SEJARAH
Kain Tapis merupakan salah satu jenis kerajinan tradisional masyarakat
Lampung dalam menyelaraskan kehidupan baik terhadap lingkungan maupun sang
Pencipta Alama Semesta.
Kain Tapis
sudah mulai dikembangkan sejak tahun 800-an. Hal itu bisa dilihat pada Prasasti
Raja Belitang pada tahun 898-915 Masehi. Para kolektor banyak mendapatkan tenun
Lampung berusia tua pada umumnya didapat dari daerah Tulungbawang, Kenali, dan
Krui. Maka berat dugaan daerah pertama yang mengembangkan tapis adalah
Tulangbawang, Kenali dan Krui.
Panjangnya
sejarah Kain Tapis Lampung juga ditunjukkan dengan adanya koleksi tapis kuno
Lampung yang sudah berumur 400-an tahun yang saat ini tersimpan di museum Ingres
dan Amerika Serikat. Bahkan, ada beberapa pengamat budaya Lampung yang
mengungkapkan bahwa Tapis Lampung sudah ada sejak zaman prasejarah.
BENTUK ATAU MOTIF
Kain Tapis adalah pakaian wanita Suku Lampung yang berbentuk kain sarung
dan terbuat dari tenunan benang kapas dengan motif atau hiasan yang disulam
(dicucuk) dengan benang emas, sugi, ataupun perak.
•
Macam-macam
bentuk atau motif Kain Tapis, antara lain :
- Sasab
- Belah Ketupat
- Tajuk (tajuk berayun, tajuk bertemu, tajuk ombak, tajuk bertali satu, tajuk berketik, tajuk bersarung, tajuk rangka, dan tajuk dipergaya).
- Pucuk rebung
- Geometri berbentuk persegi menyerupai wajik
- Ketak ketik
- Flora dan fauna
- Perahu yang pada zaman pra Islam mengandung makan sebagai kendaraan arwah nenek moyang dari dunia bawah menuju dunia atas.
- Candi
- Pilin berganda variasi belah ketupat
- Meander
- Gunung umpu
- Manusia yang sedang menunggang kuda atau gajah dan memakai mahkota atau bertanduk.
- Mata kibau
- Bulan sabit dan bintang
MAKNA BENTUK ATAU MOTIF
Kain Tapis bagi masyarakat adat Lampung memiliki makna simbolis sebagai
lambang kesucian yang dapat melindungi pemakainyadari dari segala kotoran dari
luar. Selain itu dalam pemakaiannya Kain Tapis juga melambangkan status sosial
pemakainya.
Setiap motif
dan ragam hias yang ditorehkan pada Kain Tapis tidak hanya berfungsi sekedar
untuk menhias kain agar terlihat lebih indah, melainkan juga mengandung
makna-makna simbolik yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam kehidupan
bermasyarakat, misalnya :
- Motif hias sasab wajik atau belah ketupat. Sasab berarti penuh atau padat mengandung makna ilmu yang bermanfaat lahir batin sesuai ketentuan agama atau kepercayaan yang dianut, sedangkan wajik atau belah ketupat bermakna kemanapun arah tujuan haruslah menuju kepada suatu kebaikan.
- Motif tumpal pada tapis pucuk rebung mengandung makna hubungan kekerabatan yang erat.
- Motif bintang pada tapis bintang perak mengandung makna agar si pemakai hendaklah menjadi sumber kebaikan bagi orang lain.
- Motif bunga dalam garis diagonal membentuk belah ketupat pada Tapis Limar Sekebar mengandung makna bahwa setiap perbuatan harus selalu baik.
- Motif ragam hias pohon hayat pada Tapis Cucuk Andak mengandung makna bahwa susah senang dalam kehidupan seseorang bergantung pada kerja keras, usaha, dan cara menempatkan dirinya dalam masyarakat.
MANFAAT/CARA PAKAI
- Tapis Jung Sarat
2.
Tapis
Raja Tunggal
3.
Tapis
Laut Andak
4.
Tapis
Balak
- Tapis Pucuk Rebung
6.
Tapis
Cucuk Andak
- Tapis Agheng/Areng
8.
Tapis
Kaca
Kainikatcelup
SEJARAH
Teknik ikat celup berasal dari Tiongkok, kemudian berkembang ke India dan
wilayah-wilayah Indonesia khususnya. Teknik ini diperkenalkan ke Indonesia oleh
orang-orang India melalui misi perdagangan dan mendapat perhatian besar karena
keindahan ragam hiasnya dalam rangkaian warna-warni yang menawan. Penggunaan
teknik celup ikat antara lain di sumatra, khususnya palembang, di kalimantan
selatan, jawa dan bali.
MOTIF DAN MAKNANYA
Beberapa moif batik sasirangan diantaranya :
Motif Batik Sasirangan Gigi Haruan
Motif Batik Sasirangan Kambang Sakaki
Motif Batik Sasirangan Kambang Kacang
Motif Batik Sasirangan Hiris Gagatas
Motif Batik Sasirangan Daun Jaruju
ANEKA JUMPUTAN
Kain Jumputan
Kain Pelangi
Kain Tritik
Kain Sasirangan
PRESTASI
Di Indonesia kain ini dijadikan bahan baju. Biasanya dijual dengan sebutan
baju bali, baju reggae, baju pantai, baju laskar pelangi atau baju Nidji ini
memang baru popular setelah Giring, vokalis band Nidji, memakainya dalam video
klip Laskar Pelangi. Seluruh personel Nidji pun kemudian memakai kaos yang sama
pada malam penghargaan MTV Indonesia Awards 2008. Sejak saat itu, baju ikat
celup banyak dicari dan menghiasi gerai-gerai pakaian di tanah air.
Kainulos
Ulos atau
sering juga disebut kain ulos adalah salah satu busana khas Indonesia. Ulos
secara turun temurun dikembangkan oleh masyarakat Batak, Sumatera utara. Cara
membuat ulos serupa dengan cara membuat songket khas Palembang, yaitu
menggunakan alat tenun bukan mesin. Warna dominan pada ulos adalah merah, hitam, dan putih
yang dihiasi oleh ragam tenunan dari benang emas atau perak.
Sejarah
Mangulosi
adalah suatu kegiatan adat yang sangat penting bagi orang batak. Dalam setiap
kegiatan seperti upacara pernikahan, kelahiran, dan dukacita ulos selalu
menjadi bagian adat yang selalu di ikut sertakan.Menurut pemikiran moyang orang
batak, salah satu unsur yang memberikan kehidupan bagi tubuh manusia adalah
“kehangatan”. Mengingat orang-orang batak dahulu memilih hidup di dataran yang
tinggi sehingga memiliki temperatur yang dingin.
Demikian juga dengan
huta/kampung yang ada di daerah tapanuli umumnya di kelilingi dengan pepohonan
bambu. Dimana memiliki kegunaan bukan hanya sebagai pagar untuk menjaga
serangan musuh saja, namun juga menahan terjangan angin yang dapat membuat
tubuh menggigil kedinginan.Ada 3 hal yang di yakini moyang orang batak yang
memberi kehidupan bagi tubuh manusia, yaitu : Darah, Nafas dan Kehangatan.
Sehingga “rasa hangat” menjadi suatu kebutuhan yang setiap saat di dambakan.
Ada 3 “sumber kehangatan” yang di yakini moyang
orang batak yaitu : matahari, api dan ulos. Matahari terbit dan terbenam
dengan sendirinya setiap saat. Api dapat di nyalakan setiap saat, namun tidak
praktis untuk di gunakan menghangatkan tubuh, misalnya besarnya api harus di
jaga setiap saat sehingga tidur pun terganggu. Namun tidak begitu halnya dengan
Ulos yang sangat praktis digunakan di mana saja dan kapan saja.
Ulos pun menjadi barang
yang penting dan di butuhkan semua orang kapan saja dan di mana saja. Hingga
akhirnya karena ulos memiliki nilai yang tinggi di tengah-tengah masyarakat
batak.
Makna
Dari
bahasa asalnya, ulos berarti kain.
Dibuatlah
aturan penggunaan ulos yang di tuangkan dalam aturan adat, antara lain :
Ulos hanya di berikan
kepada kerabat yang di bawah kita. Misalnya Natoras tu ianakhon (orang
tua kepada anak). Ulos yang di berikan haruslah sesuai dengan kerabat yang akan
di beri ulos. Misalnya Ragihotang diberikan untuk ulos kepada hela (menantu
laki-laki).
Sedangkan menurut
penggunaanya antara lain :
- Siabithonon (dipakai ke tubuh menjadi baju atau sarung) digunakan ulos ragidup, sibolang, runjat, jobit dan lainnya.
- Sihadanghononhon (diletakan di bahu) di gunakan ulos Sirara, sumbat, bolean, mangiring dan lainnya.
- Sitalitalihononhon (pengikat kepala) di gunakan ulos tumtuman, mangiring, padang rusa dan lain-lain.
Saat ini kita tidak
membutuhkan ulos sebagai penghangat tubuh di saat tidur ataupun saat
beraktifitas, karena ada berbagai alat dan bahan yang lebih maju untuk memberi
kehangatan bagi tubuh pada saat berada pada udara yang sangat dingin. Tetapi
Ulos sudah menjadi perlambang kehangatan yang sudah mengakar di dalam budaya
batak.
Namun ini juga menjadi tantangan bagi budaya
batak di masa depan, karena cara pandang dan penghargaan anak-anak muda masa
depan sangat berbeda dengan para orang tua yang sempat merasakan berharganya
nilai ulos dalam kekerabatan. Akankah anak-anak kita memandang ulos seperti
memandang “kain pada umumnya”, bahkan lebih parahnya setelah kain tersebut di
gunakan dalam acara adat yang melelahkan kemudian ulos tersebut tersimpan rapat
dalam lemari saja.
Sangat berbeda “rasanya”
dengan dengan menggunakan setelan jas yang modis dan ingin menggunakannya lagi
dan lagi begitu setiap saat.
Jangan-jangan yang
terbayang dalam pikiran mereka saat melihat ulos yang tergolek dalam lemari
adalah acara adat yang melelahkan, njelimet adatnya, pusing karena gak tau
bahasa batak, malu karena gak pinter martutur (menempatkan diri dalam pertalian
darah atau keturunan).
Akan sangat banyak
tantangan masa depan yang akan menghimpit “niat maradat” bagi generasi muda
masa depan. Seperti masalah ke uangan, penggunaan waktu, perkembangan pola
pikir praktis, berkurangnya “rajaparhata” (orang yang mengetahui adat dan dapat
memandu kegiatan adat dari awal hingga akhir).
Jenis
kain ulos
- Ulos Ragidup
yaitu
ulos yang tertinggi darjatnya, sangat sulit pembuatannya. Ulos ini terdiri atas
tiga bahagian, iaitu dua sisi yang ditenun sekaligus, dan satu bahagian tengah
yang ditenum tersendiri dengan sangat rumit. Bahagian tengahnya terdiri ata
tiga bahagian, iaitu bahagian tengah atau badan, dan dua bahagian lainnya
sebagai ujung tempat pigura lelaki (pinarhalak hana) dan ujung tempat pigura
perempuan (pinarhlak boru-boru). Setiap pigura diberi beraneka ragam lukisan,
antara lain ‘antiganting sigumang’, batuhi ansimun, dsb
2. Ulos Ragihotang
juga termasuk berdarjah
tinggi, namun cara pembuatannya tidak serumit ulos ragidup. Hotang bererti
rotan, dan raksa ulos ini mempunyai keistimewaan yang dapat diikuti dari
keempat umpasannya. Ulos ini digunakan untuk mengulosi seseorng yang dianggap
picik dengan harapan agar Tuhan akan memberikan hasil yang baik, dan orng yang
rajin berkerja. Dalam upacara kematian, ulos ini dipaki untuk membungkus
jenazah, sedangkan kepada upacara pengkuburan kedua kalinya, untuk membungkus
tulang-belulangnya.
3. Ulos Sibolang
semula
disebut sibolang sebab dibeikan kepada orang yang berjasa untuk
‘mabulangbulangi’ (menghurmati) orang tua penggantin perempuan untuk mengulosi
ayah pengantin lelaki sebagai ‘ulos pansaniot’. Dalam suatu pesta perkahwinan,
dulu ada kebiasaan memberikan ‘ulos siholang si toluntuho’ oleh orang tua
pengantin perempuan kepada menantunya sebagai ulos bela (ulos menantu). Pada
ulos si toluntuho ini raginya tampak jelas mengambarkan tiga buah tuho
(bahagian) yang merupakan lambang Dalihan Na Tolu.
4.
Ulos nametmet
Yang
ukuran panjang dan lebarnya jauh lebih kecil, tidak digunakan dalam upacara
adat, melainkan untuk dipakai sehari-hari. Yang termasuk dalam golongan ini
antara lain ulos sirampat, ragi huting, namarpisaran, dan sebagainya.
5.
Ulos nabalga
adalah
ulos kelas tinggi atau tertinggi. Jenis ulos ini pada umumnya digunakan dalam
upacara adat sebagai pakaian resmi atau sebagai ulos yang diserahkan atau
diterima. Yang termasuk didalam golongan ini ialah: sibolang, runjat jobit,
ragidup atau ragi hidup, dsb.
Sebagian
besar ulos telah punah karena tidak diproduksi lagi, seperti Ulos Raja, Ulos
Ragi Botik, Ulos Gobar, Ulos Saput (ulos yang digunakan sebagai pembungkus
Jenazah), dan Ulos Sibolang.
Pemakaian
Cara
memakai ulos bermacam-macam tergantung pada situasinya.Ada orng memaki ulos
dibahunya (dihadang atau sampe-sampe) seperti pemakaian selendang berkebaya;
ada yang memakainya sebagai kain sarong (diabithon), ada yang melilitkannya
dikepala (dililitohon) dan ada pula yang mengikatnya secara ketat dipinggang.
Erti dan fungsi kain selendang tenun khas Batak ini sejak dulu hingga sekarang
tidak mengalami perubahan, kecuali bebera variasi yang disesuaikan dengan
kodisi sosial budaya. Ulos kini tidk hany berfungsi sebagai lambang penghangat
dan kasih sayang, melainkan juga sebagai lambang kedudukan lambang komunikasi,
dan lambang solidaritas.
Pemanfaatan
- Dalam pacara-upacara adat
seperti kelahiran, perkawinan, pendirian rumah baru, penyambutan tamu,
upacara kenegaraan, upacara desa, pertanian, upacara untuk leluhur upacara
kanak-kanak meningkat dewasa, perkawinan, kematian, hari raya keagamaan
dan lain-lain. Dalam upacara-upacara tersebut diwajibkan oleh adat untuk
berpakaian resmi dengan memakai ulos
Sebagai pakaian untuk tarian adat. - Beberapa jenis diantara ulos itu diberikan sebagai penghargaan/pengobatan kepada seseorang seperti; orang tua, pengantin, sahabat, raja, orang yang dituakan, para pejabat, anak dan lain-lain sesuai dengan aturan dan tatacara tertentu. Dalam pemberian hadiah itu kecuali penghargaan/pengobatan juga terkandung harapan tertentu.Sebagai pakaian resmi.
Mulanya
ulos dikenakan di dalam bentuk selendang atau sarung saja, kerap digunakan pada
perhelatan resmi atau upacara adat Batak, namun kini banyak dijumpai di dalam
bentuk produk sovenir, sarung bantal, ikat pinggang, tas, pakaian, alas meja,
dasi, dompet, dan gorden.
Ulos juga kadang-kadang
diberikan kepada sang ibu yang sedang mengandung supaya mempermudah lahirnya
sang bayi ke dunia dan untuk melindungi ibu dari segala mara bahaya yang
mengancam saat proses persalinan.
BATIK
Batik adalah proses penulisan gambar atau ragam hias
pada media apapun dengan menggunakan lilin batik (wax/ malam) sebagai alat
perintang warna.
- Batik tulis
- Batik cap
- Batik kombinasi cap tulis
Sejarah
Batik
secara historis berasal dari zaman nenek moyang yang dikenal sejak abad XVII
yang ditulis dan dilukis pada daun lontar. Saat itu motif atau pola batik masih
didominasi dengan bentuk binatang dan tanaman.
Namun dalam sejarah
perkembangannya batik mengalami perkembangan, yaitu dari corak-corak lukisan
binatang dan tanaman lambat laun beralih pada motif abstrak yang menyerupai
awan, relief candi, wayang beber dan sebagainya.
Selanjutnya melalui penggabungan
corak lukisan dengan seni dekorasi pakaian, muncul seni batik tulis seperti
yang kita kenal sekarang ini.
Jenis dan corak batik
tradisional tergolong amat banyak, namun corak dan variasinya sesuai dengan
filosofi dan budaya masing-masing daerah yang amat beragam.
Khasanah budaya Bangsa
Indonesia yang demikian kaya telah mendorong lahirnya berbagai corak dan jenis
batik tradisioanal dengan ciri kekhususannya sendiri.
Sejarah pembatikan di
Indonesia berkaitan dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan kerajaan
sesudahnya. Dalam beberapa catatan, pengembangan batik banyak dilakukan pada
masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerajaan Solo dan Yogyakarta.
Kesenian batik merupakan
kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan
keluarga raja-raja Indonesia zaman dulu.
Awalnya batik dikerjakan
hanya terbatas dalam kraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga
serta para pengikutnya. Oleh karena banyak dari pengikut raja yang tinggal
diluar kraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar kraton dan
dikerjakan ditempatnya masing-masing.
Dalam
perkembangannya lambat laun kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan
selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya untuk
mengisi waktu senggang.
Selanjutnya, batik yang
tadinya hanya pakaian keluarga istana, kemudian menjadi pakaian rakyat yang
digemari, baik wanita maupun pria.
Bahan kain putih yang
dipergunakan waktu itu adalah hasil tenunan sendiri. Sedang bahan-bahan pewarna
yang dipakai terdiri dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia yang dibuat sendiri
antara lain dari : pohon mengkudu, tinggi, soga, nila, dan bahan sodanya dibuat
dari soda abu, serta garamnya dibuat dari tanah lumpur.
Jadi
kerajinan batik ini di Indonesia telah dikenal sejak zaman kerajaan Majapahit
dan terus berkembang hingga kerajaan berikutnya.
Adapun mulai meluasnya
kesenian batik ini menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah
setelah akhir abad ke-XVIII atau awal abad ke-XIX.
Batik yang dihasilkan ialah
semuanya batik tulis sampai awal abad ke-XX dan batik cap dikenal baru setelah
usai perang dunia kesatu atau sekitar tahun 1920. Kini batik sudah menjadi
bagian pakaian tradisional Indonesia
BENTUK/ MOTIF DAN MAKNA
- Sida Mukti
Kata “sida” berarti jadi/
terlaksana. Dengan demikian motif-motif berawalan “sida” mengandung harapan
agar apa yang diinginkan bisa tercapai. Salah satunya adalah sida mukti , yang
mengandung harapan untuk mencapai kebahagiaan lahir dan batin.
- Sida Luhur
Bermakna untuk mencapai kedudukan yang tinggi dan
mendapat panutan masyarakat
- Sida Asih
Bermakna agar manusia
mengebangkan rasa saling menyayangi dan mengasuhi antar sesama.
- Semen Rama
Bermakna sebagai
penggambaran dari “kehidupan yang semi” (kehidupan yang berkembang atau
makmur). Selain makna tersebut Semen Rama sendiri sering kali dihubungkan
dengan cerita Ramayana yang erat dengan ajaran Hastha Brata atau ajaran
keutamaan melalui delapan jalan.
Jadi Semen Rama
mengandung ajaran sifat-sifat utama yang
seharusnya dimiliki oleh seorang raja atau pemimpin rakyat.
- Sekar Jagad
Mengandung makna kecantikan
dan keindahan sehingga orang lain yang melihat akan terpesona. Adapula yang
beranggapan
- Truntum
Diciptakan oleh Kanjeng
Ratu Kencana (Permaisuri Sunan Paku Buwana III) bermakna cinta yang tumbuh
kembali. Beliau menciptakan ini sebagai simbol cinta yang tulus tanpa syarat,
abadi.
Karena maknanya, motif
ini biasa dipakai oleh orang tua pengantin pada hari pernikahan anaknya.
Harapannya adalah agar cinta kasih yang tumaruntum ini akan menghinggapi kedua
mempelai.
- Babon Angrem
Berasal dari kata “babon
(induk ayam) dan angrem (mengerami) sehingga motif ini melambangkan induk ayam
yang sedang mengerami telurnya. Maknanya adalah manusia hendaknya bersabar
seperti sabarnya seekor induk ayam yang sedang mengerami telurnya hingga
menetas.
PEMANFAATAN
Upacara Adat
Dalam adat jawa banyak sekali
kegiatan memakai batik. Seperti acara pernikahan, kain batik digunakan sebagai
bawahan kebaya yang digunakan kedua mempelai yang menikah.
Kegiatan sehari-hari
pada kegiatan sehari-hari
orang Jawa juga menggunakan batik. Kain batik dibuat menjadi celana ataupun
baju yang digunakan sehari-hari.
Alat Rumah Tangga
Kegunaan kain batik juga
sampai ke peralatan rumah tangga. Contohnya dibuat menjadi taplak meja, tirai,
dan masih banyak lagi
# Dilihat dari sejarahnya,
munculnya batik ini sudah ada sejak jaman kerajaan dahulu di Indonesia, dimana
dahulu batik merupakan golongan dari kesenian atau kerajinan gambar diatas kain
untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluarga kerajaan jaman
dahulu, terutama di Jawa.
Batik
menjadi semakin terkenal ketika pakaian batik milik ibu Presiden Amerika
Serikat Barack Obama saat tinggal di Jakarta menjadi koleksi di Museum Tekstil
Washington. Pameran bertajuk “A lady found culture in its cloth: Barack
Obama’s mother and Indonesian batiks” memberikan pengetahuan bagi
pengunjung tentang sisi lain dari kehidupan Ann Dunham, ibu presiden AS ke-44
itu serta pekerjaaanya sebagai ahli anthropologi.
Seorang
desainer batik, Nusjirwan Tirtaamidjaja, atau yang lebih dikenal dengan nama
Iwan telah membawa nama Indonesia ke mata dunia.
Karya-karya
batiknya disukai dan telah dikenakan oleh beberapa kepala negara seperti Ratu
Elizabeth II, Ratu Sophie dari Spanyol, Ratu Juliana dari Netherland, bahkan
Bill Clinton. Belum lama ini Isteri Duta Besar Indonesia untuk Amerika, Rosa
Rai Djalal, membuka pameran batik bertajuk Indonesian Batik: World Heritage
di KBRI Washington. Acara itu dihadiri puluhan tamu undangan, termasuk warga
Amerika yang ingin mengenal batik lebih jauh.
Pameran
tersebut menampilkan sekitar 60 kain batik dari berbagai daerah di Indonesia,
seperti Solo, Cirebon, Pontianak, dan lain-lain.
Menurut
Claire Wolfowitz, isteri mantan Dubes Amerika untuk Indonesia, Paul Wolfowitz,
turut menghadiri acara peluncuran pameran itu. Ia menyebut batik sebagai seni
yang indah, apalagi proses pembuatannya juga tidak mudah, sehingga harus lebih
dihargai den mendapat apresiasi.
Apalagi dibutuhkan banyak waktu dan keahlian khusus
untuk membuatnya. Batik adalah karya seni, bukan hanya tekstil.
Batik adalah karya
seni, bukan hanya tekstil.
Songket
v Songket adalah kain tenunan tradisional melayu di , malaysia, dan brunei. Songket digolongkan
dalam keluarga tenunan brokat. Songket ditenun dengan tangan dengan
benang emas dan perak dan pada umumnya
dikenakan pada acara-acara resmi. Benang logam metalik yang tertenun berlatar
kain menimbulkan efek kemilau cemerlang.
v Menurut hikayat rakyat Palembang, asal mula kain
songket adalah dari perdagangan zaman dahulu di antara Tiongkok dan India.
Orang Tionghoa menyediakan
benang sutera sedangkan orang India menyumbang benang emas dan perak maka,
jadilah songket.
Kain songket ditenun pada
alat tenun bingkai Melayu. Pola-pola rumit diciptakan dengan memperkenalkan
benang-benang emas atau perak ekstra dengan penggunaan sehelai jarum leper.
Tidak diketahui secara pasti dari manakah songket berasal, menurut tradisi Kelantan teknik tenun
seperti ini berasal dari utara, yakni kawasan Kamboja dan Siam, yang kemudian
berkembang ke selatan di Pattani dan akhirnya mencapai Kelantan dan Terengganu.
Akan tetapi menurut penenun Terengganu, justru para
pedagang Indialah yang memperkenalkan teknik menenun ini pertama kali di
Palembang dan Jambi, yang mungkin telah berlaku sejak zaman Sriwijaya.
MOTIF KAIN SONGKET
Ragam hias pada
songket Palembang umumnya bersifat naturalis dan banyak mengambil inspirasi penciptaan motif
dari unsur-unsur alam, seperti stilisasi
flora dan fauna.
Kerajinan songket Palembang memiliki beberapa
perbedaan jenis yang dapat ditinjau dari segi produk songket itu sendiri,
antara lain:
a. Songket Lepus
(Lepus berarti menutupi) adalah
songket yang bermotif benang emas menutupi hampir seluruh bagian permukaan kain
sesuai dengan motifnya.
.b. Songket
Tawur adalah songket yang
motifnya tidak menutupi seluruh permukaan kain tetapi berkelompok-kelompok yang
letaknya menyebar.
c. Songket Limar
adalah kain songket yang motifnya tidak dibentuk oleh benang-benang
tambahan seperti benang emas atau perak tetapi corak ragam hiasanya dibentuk
dari benang pakan yang dicelup pada bagian-bagian tertentu sebelum
ditenun.
d. Songket Tretes
Mender adalah kain songket yang
tidak dijumpai gambar/bunga pada motif bagian tengahnya. Motif-motifnya hanya terletak pada kedua
ujung pangkal dan pinggir-pinggir kain.
MOTIF KAIN SONGKET
MAKNA
SONGKET
v Kata songket berasal
dari istilah sungkit dalam bahasa Melayu dan bahasa Indonesia, yang
berarti “mengait” atau “mencungkil”.
v Selain itu,
menurut beberapa orang, kata songket juga berasal dari kata songka,
peci khas Palembang yang
dipercaya pertama kalinya. Isitilah menyongket berarti
‘menenun dengan benang emas dan perak’.
PEMANFAATAN
SONGKET
Ò Songket
merupakan kain tenun mewah yang biasanya dikenakan saat kenduri, perayaan atau
pesta.
Ò Tanjak adalah
semacam topi hiasan kepala yang terbuat dari kain songket yang lazim dipakai
oleh sultan dan pangeran serta bangsawan Kesultanan Melayu.
CARA
MEMAKAI KAIN SONGKET
- Posisi kepala kain (tumpal) di depan
2. Kenakan
kain songket seperti memAkai sarung pada umumnya.
3. Tambahkan
kemben/korset
4. Kenakan
kebaya yang serasi dengan songket
5. Kenakan
selendang untuk pelengkap
PRESTASI
1. Songket
“Saluak Laka” SUMBAR meraih penghargaan UNESCO.
2. Prestasi
Studio Erika Rianti yang produknya meraih penghargaan “Award Of Excellence for
Handicrafts” dari UNESCO tahun 2012
CARA MERAWAT KAIN SONGKET
1. Kain
Songket jangan dicuci agar benang-benangnya tidak rusak dan tidak keluar.
2. Setelah
Kain Songket dipakai, dianjurkan untuk menggantung kain tersebut agar tetap
mendapatkan angin.
3. Saat
penyimpanan, Kain Songket jangan dilipat agar benang-benangnya tidak
rusak tetapi digulung seperti karpet dan saat ditaruh di almari harus dikasih
kapur barus agar tetap wangi.
4. Kain
songket jangan lupa sesekali dikeluarkan agar dapat diangin-anginkan.
KAIN IKAT CELUP
Teknik
ikat celup berasal dari Tiongkok, kemudian berkembang ke India dan
wilayah-wilayah Indonesia khususnya. Teknik ini diperkenalkan ke Indonesia oleh
orang-orang India melalui misi perdagangan dan mendapat perhatian besar karena
keindahan ragam hiasnya dalam rangkaian warna-warni yang menawan. Penggunaan
teknik celup ikat antara lain di sumatra, khususnya palembang, di kalimantan
selatan, jawa dan bali.
MOTIF DAN MAKNANYA
Beberapa
moif batik sasirangan diantaranya :
Motif Batik Sasirangan Gigi Haruan
Motif Batik Sasirangan Kambang Sakaki
Motif Batik Sasirangan Kambang Kacang
Motif Batik Sasirangan Hiris Gagatas
Motif Batik Sasirangan Daun Jaruju
ANEKA
JUMPUTAN
Kain
jumputan
Kain
Pelangi
Kain
Tritik
Kain
Sasirangan
PRESTASI
Di Indonesia kain ini dijadikan bahan baju. Biasanya dijual dengan
sebutan baju bali, baju reggae, baju pantai, baju laskar pelangi atau baju
Nidji ini memang baru popular setelah Giring, vokalis band Nidji, memakainya
dalam video klip Laskar Pelangi. Seluruh personel Nidji pun kemudian memakai
kaos yang sama pada malam penghargaan MTV Indonesia Awards 2008. Sejak saat
itu, baju ikat celup banyak dicari dan menghiasi gerai-gerai pakaian di tanah
air.
2 komentar:
Nice Info.. Terimakasih kak.. Untuk sharing informasinya.. Best Regards : Fitinline..
Infonya membantu sekali. Terima kasih
Posting Komentar